Kamis, 30 April 2015

Khasiat, manfaat dan nilai estetis batu akik menurut warna

Khasiat, manfaat dan nilai estetis batu akik berdasarkan warna. Batu akik atau batu cincin merupakan salah satu tren yang saat ini kian merebak di masyarakat Indonesia. Bahkan seakan tak mengenal usia, batu-batu indah ini pun banyak terlihat melekat di jari hampir semua kalangan tanpa mengenal usia, baik mereka yang telah berumur, anak muda bahkan hingga wanita pun kini turut pula menggunakan batu akik sebagai sarana untuk menambah cantik penampilan.

Meskipun sebenarnya batu akik telah dikenal dan telah menjadi komoditi sejak lama oleh masyarakat Indonesia, namun tak dapat di pungkiri jika akhir tahun 2010 merupakan era keemasan bagi berbagai jenis batu akik. Beberapa batu akik yang saat ini tengah menjadi incaran baik bagi para penggemar batu atau kolektor diantaranya seperti batu bacan doko, batu giok garut, pancawarna dan puluhan jenis batu lainnya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Batu akik memang penuh pesona. Bahkan keindahannya dapat memikat siapa saja yang melihatnya. Namun terlepas dari nilai estetika dan keindahan yang dimilikinya, sebagian orang mempercayai jika ada khasiat batu akik serta berbagai manfaat bagi siapa pun pemakainya. Ada orang yang percaya jika menggunakan batu akik tertentu, maka ia akan merasakan sebuah energi yang positif. Terlepas dari mitos ataukah hanya sebuah sugesti, alangkah bijaksana apabila kesukaan kecintaan terhadap batu akik sedianya dilandasi atas nilai estetikanya saja tanpa menghubung-hubungkannya dengan fungsi magis atau spiritual yang dapat merusak nilai-nilai keimanan seseorang. Bukankah semestinya demikian?.

Khasiat batu akik memang telah dipercaya sejak lama. Bahkan beberapa batu akik seperti batu giok juga digunakan sebagai sarana untuk pengobatan. Berdasarkan proses terciptanya batu akik, memang secara ilmiah tak dapat dipungkiri jika batu ini memiliki muatan energi. Proses inilah yang menjadi salah satu ciri atau cara membedakan batu akik/cincin yang asli dan palsu.

Sesuai dengan fungsinya, sudah selayaknya jika tujuan menggunakan batu akik adalah semata-mata sebagai aksesoris mempercantik diri dan bukan ditujukan untuk maksud atau tujuan lainnya

Batu akik asli terbentuk dari berbagai material batuan lava cair yang berasal dari gunung berapi yang memiliki kandungan mineral pembentuk batu akik seperti Krom (Cr), Kobalt (Co), Ferium (Fe), Mangan (Mn), Nikel (Ni), Aurum (Au), Tembaga (Cu), Silica (Si) dan berbagai jenis material lainnya. Dengan kandungan material yang bermacam dan dengan komposisi yang berbeda-beda sesuai dengan kandungan material pada gunung berapi tertentu. Indonesia yang berada di kawasan cincin api atau ring of fire dengan banyak gunung berapi, maka Indonesia begitu kaya akan batu akik dengan keragaman warna dan tekstur yang khas sesuai dari daerah asalnya.

Jenis koleksi batu akik lengkap
Jenis koleksi batu akik lengkap

Khasiat dan manfaat batu akik menurut warna


1. Batu akik warna bening dan putih
Batu akik warna ini melambangkan ketenangan, harmoni dengan alam dan memberikan getaran yang positif terutama bagi kesehatan.
Jenis batu: biduri bulan, safir putih, berlian.

2. Batu akik warna ungu
Batu akik dengan warna ini melambangkan ketenangan dan mampu mengurai energi negatif seperti emosi yang berdampak negatif. Disamping itu,  batu ini juga melambangkan sifat feminisme sehingga sangat cocok apabila digunakan sebagai perhiasan wanita.
Jenis batu: ametis, kecubung, fluorite.

3. Batu akik warna biru tua
Batu akik berwarna biru tua melambangkan kebijaksanaan, kepekaan terhadap situasi dan pembawaan yang bersahaja serta berwibawa.
Jenis batu: lapis lazuli, safir, turmalin, obsidian.

4. Batu akik warna biru muda
Batu akik warna biru muda melambangkan pengaruh dan kekuatan nada bicara. Getaran yang dihasilkan oleh batu ini juga merupakan energi positif murni yang merepresentasikan kebijaksanaan dalam menentukan sebuah keputusan.
Jenis batu: aquamarine, topaz biru, pirus, kwarsa biru, turmalin dan malasit biru

5. Batu akik warna hijau
Batu akik warna hijau melambangkan energi yang tak pernah habis, kedewasaan, kematangan dalam bersikap serta berpikir dan membawa kesejukan.
Jenis batu: batu giok, batu bacan, chalcedony hijau, aventurine, chrysoprase, zamrud, turmalin, malasit hijau, peridot.

6. Batu akik warna kuning atau keemasan
Batu akik warna kuning atau keemasan melambangkan kesadaran, memberikan muatan energi yang positif dan daya tarik.
Jenis batu: safir kuning, agate, citrine, kuning garut.

7. Batu akik warna orange atau merah jingga
Batu akik warna orange atau merah jingga melambangkan kreatifitas, imajinasi, cara berpikir yang lugas dan terkonsep serta visioner.
Jenis batu: safir orange, citrine, orange obsidian, garnet hesonite.

8. Batu akik warna merah jambu
Batu akik berwarna merah jambu melambangkan cinta kasih, kehangatan, optimisme dan kedamaian.
Jenis batu: tourmalin, rubi afrika fanta, kwarsa ros, garnet, koral.

9. Batu akik warna merah
Batu akik warna merah melambangkan kekuatan dan energi yang besar dan hangat.
Jenis batu: mirah, jasper, garnet, ruby dan koral.

10. Batu akik warna coklat
Batu akik warna coklat melambangkan kesederhanaan dan ketenangan dalam berpikir.
Jenis batu: labradorite, berlian banjar, agate, tiger eye, akik, topas coklat.

12. Batu akik warna hitam atau gelap
Batu akik warna hitam atau gelap melambangkan konsistensi, ketekunan, ketabahan, ketenangan sekaligus keteguhan hati yang kuat.
Jenis batu: rhodolite garnet, black opal, pandan hematite, black onyx.

Demikianlah sedikit pembahasan seputar khasiat dan manfaat serta nilai estetis batu akik menurut warna. Menyukai batu akik tentu adalah hal yang wajar mengingat batu akik merupakan perhiasan yang indah dan cantik. Namun sebagaimana fungsinya, tentu sudah selayaknya batu akik memang ditujukan sebagai aksesoris guna mempercantik diri dan bukan dengan maksud ataupun tujuan lainnya yang justru dapat mengurangi esensi keimanan.

Sumber : Surga Batu
 Pembelajaran Bahasa Jawa Sebagai Wahana
Pembelajaran Watak Pekerti Bangsa
(Penerapan Unggah - Ungguh Berbahasa)
Oleh : Endang Rahayu MH., S.Pd.M.Pd

ABSTRAK

Sejarah membuktikan bahwa kehancuran sebuah bangsa seringkali ditandai oleh runtuhnya watak, pekerti, karakter dan mentalitas masyarakat bangsa tersebut. Karena itu bangsa dengan karakter kuat hanya akan terwujud jika individu-individu di dalam bangsa itu adalah manusia yang berbudaya, berwatak dan berperilaku baik. Dalam konteks ini pembelajaran Bahasa Jawa merupakan salah satu wahana penanaman pendidikan watak dan pekerti bangsa bagi generasi muda kita khususnya siswa-siswa kita di sekolah. Pembelajaran Bahasa Jawa akan menjadi salah satu wahana dalam menumbuhkan jati diri bangsa kita yang beradab dan berbudi pekerti luhur.

Bagi Budaya Jawa, Bahasa Jawa sebaiknya dimaknai sebagai wahana pembentukan karakter bangsa yang ditandai oleh sikap dan perilaku yang berdasarkan pada budaya dan adat istiadat Jawa serta aturan yang telah menjadi kesepatakan kolektif. Hal itu merupakan implementasi dari hasil pendidikan terutama hasil PBM (Proses Belajara Mengajar) bahasa dan sastra Jawa di sekolah. Jika hakikat dan makna pendidikan, watak, karakter dan pekerti bangsa diaplikasi dalam model-model PBM Bahasa Jawa, sehingga dapat mewujudkan perubahan pada diri setiap siswa yang mempelajari, memahami dan mengaplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini apabila terwujud maka akan menjadi sumbangan yang maha penting bagi perbaikan watak dan pekerti bangsa kita ke depan. Perbaikan karakter bangsa berarti mengatasi berbagai permasalahan bangsa ini secara substansional. Sungguh amat banyak manfaat, hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik dari kita melaksanakan pembelajaran Bahasa Jawa apabila para guru dapat mengemas, meracik, menskenario pembelajaran Bahasa Jawa yang aktif, kreatif, menarik dan menyenangkan bagi siswa sehingga para siswa mampu mengaplikasi dalam berlaku dan bertindak.

Kata kunci : Pembelajaran, Bahasa Jawa, Watak, Pekerti Bangsa

PEMBELAJARAN BAHASA JAWA SEBAGAI WAHANA PEMBENTUKAN WATAK PEKERTI BANGSA (PENERAPAN UNGGAH-UNGGUH BERBAHASA)
Wong kang ora gelem nggugu piwulang becik, iku prasasat nadhahi rubuhe kayu gurda. Brengkele yen ngakoni dhewe. Apa kowe kabeh padha dhemen sing kaya mengkono?

MIJIL
Dedalane guna lawan sekti
Kudu andhap asor
Wani ngalah luhur wekasane
Tumungkula yen dipun dukani
Bapang den simpangi
Ana catur mungkur

DHANDHANGGULA
Werdining kang wasita jinarwi,
Wruh ing kukum iku watekira,
Adoh marang kanisthane,
Pamicara puniku,
Weh reseping sagung miyarsi,
Tatakrama punika,
Ngedohken panyendhu,
Kagunan iku kinarya,
Ngupa boga dene kalakuan becik
Weh rahayuning raga

A.  PENDAHULUAN

Tulisan di atas menggambarkan betapa kayanya budaya Jawa dalam memotivasi, meningkatkan kesadaran, menanamkan pembiasaan kepada semua siswa dalam rangka pembentukan watak dan pekerti bangsa,contoh, makna yang terkandung dalam tembang Mijil di atas yatui melatih anak untuk sabar, sopan santun, taat kepada orang tua, menjaga kerukunan, menghindari pertengkaran, dll.  Namun karena serbuan globlalisasi menyebabkan nilai-nilai dan gaya hidup tidak selalu sesuai dengan nilai, norma, adat istiadat, ethics, dan karakter bangsa. Budaya bangsa secara bertahap bergeser ke arah individualisme, konsumtif, egois, bergaya hidup materialistik, hedonistic, permissive mempercepat disorientasi dan dislokasi, disinilah peranan penting dari pembelajaran bahasa Jawa sebagai wahana pembentukan watak karakter bangsa dituntut.
Keringnya kesantunan dan unggah-ungguh  para siswa, penguasaan Bahasa Jawa yang masih rendah, pengucapan kosa kata, dan kalimat yang tidak tepat menjadi indikator  bahwa pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah  belum berhasil  maksimal serta tujuan  belum tuntas optimal.
Pemberdayaan Pembelajaran Bahasa Jawa perlu dioptimalkan dalam upaya mempertahankan kekayaan budaya bangsa yang tidak ternilai harganya, Pembelajaran Bahasa Jawa pada dasarnya dapat dijadikan wahana penanaman watak, pekerti, teerutama melalui penerapan unggah-ungguh pada masyarakat Jawa serta memiliki peran sentral dalam pengembangan watak, dan  pekerti bangsa. Pembelajaran Bahasa Jawa diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya, lingkungannya, menerapkan dalam tata krama budayanya, menghargai potensi bangsanya, sehingga mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan dapat menemukan serta menggunakan kemampuan analisis, imajinatif dalam dirinya.
Namun apa yang terjadi  di lapangan memperlihatkan bahwa, keberadaan Pembelajaran Bahasa Jawa, berdasarkan hasil evaluasi kepengawasan perihal penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa (Penulis adalah seorang pengawas TK/SD), belum mencapai hasil yang memuaskan. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa masih banyak kekurangan atau permasalahan, dan  secara umum permasalahannya diidentifikasi sebagai berikut:  Pembelajaran masih menitikberatkan peran guru, sehingga guru mendominasi pelaksanaan PBM.
Siswa sangat pasif, tidak semangat, tidak tertarik, dan mengaggap bahasa Jawa itu sulit. Siswa lebih menitikberatkan pada materi kognitif, kurang pada aspek psykomotor dan afektif. Siswa belum/ tidak mempraktekkan Bahasa Jawa di Sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pemahaman siswa terhadap kosa kata Bahasa Jawa sangat minim. Pengetahuan dan penerapan unggah-ungguh sangat sulit dan kaku. Banyak guru yang kurang memahami dan menguasai materi, karena tidak didukung oleh latar pendidikan bahasa Jawa.Teladan dari guru untuk ditiru siswa masih kurang. Fasilitas media maupun alat peraga yang digunakan masih sedikit/kurang. Kurangnya alokasi waktu dengan saratnya materi. Kurangnya perhatian beberapa pihak yang menganggap Bahasa Jawa adalah mata pelajaran yang tidak penting.Pembelajaran belum memberi kontribusi berarti dalam perubahan pola tingkah laku negatif menjadi positif. Pembelajaran Bahasa Jawa belum dikemas dalam skenario yang mencerminkan penanaman pendidikan watak dan pekerti bangsa. (Prof. IE. Sudjarwadi, 2006)
Dari identifikasi masalah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa diperlukan langkah langkah peningkatan pembelajaran Bahasa Jawa, agar dapat mengubah paradigma lama, bahwa pembelajaran Bahasa Jawa kuna, konvensional, tidak menarik, kurang manfaat, dan  belum mencerminkan penanaman watak dan pekerti bangsa.
Makalah ini  mencoba mencari solusi dari permasalahan di atas, dengan upaya mengemas pembelajaran aspek-aspek Bahasa Jawa (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) dengan skenario yang aktif, kreatif, efektif, menarik, menyenangkan serta memotivasi siswa  menerapkan Bahasa Jawa di kehidupan sehari-hari, terutama dalam unggah-ungguh berbahasa.
Permbahasan pada makalah ini akan difokuskan pada  : Bagaimana Pembelajaran Bahasa Jawa dapat dimanfaatkan sebagai wahana pembentukan watak pekerti bangsa terutama dalam penerapan unggah-ungguh berbahasa yang menjadikan siswa dapat mengintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari?

B.  ISI

1.   Pengertian

Pembelajaran adalah kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam, PP No. 74 tahun 2008, yang isinya antara lain merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum menguasai kompetensi yang harus dicapai (Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas, 2009:10)
Bahasa Jawa adalah salah satu Mulok dalam struktur kurikulum di tingkat pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, bahkan di Propinsi Jawa Tengah menjadi mulok wajib bagi semua jenjang pendidikan.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang berpikir dan bertindak. Pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah dan oleh karenanya dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pimpinan sekolah, melalui semua mata pelajaran dan menajdi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah. (Pusat Kurikulum Balitbank Kemendiknas, 2010: 2)
Sejalan dengan itu Edi Sedyawati dalam Paul Suparno, dkk (2002:27), budi pekerti sering diartikan sebagai moralitas yang mengandung pengertian adat istiadat, sopan santun dan perilaku. Budi pekerti sebagai alat batin untuk menimbang perbuatan baik / buruk. Sebagai alat batin, moralitas (budi pekerti) dianggap sebagai suatu yang ada dalam diri seseorang yang terdalam seperti suara hati. Emile Duekheim (1990 : X) menyebutkan moralitas merupakan keteraturan tingkah laku dengan unsur pertama adalah disiplin, jadi moralitas berhubungan dengan perilaku yang positif.
Pembelajaran Bahasa Jawa khususnya dalam penerapan unggah-ungguh oleh siswa dianggap kompetensi yang paling sulit, karena untuk menerapkan unggah-ungguh diharapkan siswa mampu menguasai kompetensi berbahasa Jawa dengan baik dan benar. Unggah-ungguh dalam berbahasa Jawa sebenarnya secara kelompok besar dikategorikan menjadi tiga jenis yakni ngoko, madya dan krama. Bahkan ketiga kelompok tersebut kemudian diuraikan lagi menjadi sembilan yaitu:

1. ngoko andhap antya basa,
2. ngoko andhap basa antya,
3. madya ngoko,
4. madya krama,
5. kramantara,
6. wredakrama,
7. kramadesa,
8. mudakrama dan
9. kramainggil.

Ragam yang begitu banyak dan rumit akhirnya para pakar Bahasa Jawa menyederhanakan menjadi 4 ragam, yakni : ngoko lugu, ngoko alus, kromo lugu, dan  kromo alus (menurut kurikulum Berbahasa Jawa Tahun 2010). Hal ini bertujuan agar mendukung peningkatan ketrampilan berbahasa serta sesuai dengan kebutuhan peserta didik juga memenuhi azas fungsional komunikatif. Para siswa dituntut untuk bisa menerapkan keempat ragam di atas secara laras dan leres, yakni siswa berbicara dengan siapa,dimana, pada posisi bagaimana, misalnya apa sedang bicara dengan anak kecil, teman sebaya, orang tua, guru, orang yang lebih dihormati, dan lain-lain tentulah menggunakan ragam bahasa yang berbeda-beda. Karena sulitnya penerapan unggah-ungguh berbahasa tersebut menyebabkan siswa enggan, malas, kurang prigel kurang mersudi, durung Jawa/ora Jawa, sementara para guru dan orang tua biasanya menyalahkan, menggerutu, nyacat, kurang mencari jalan keluar, untuk itu dalam makalah ini akan dicoba mencari solusi agar siswa menjadi familiar dengan Bahasa Jawa, tidak lagi takut ataupun ragu-ragu  dalam menerapkan unggah-ungguh.
Dengan adanya ragam bahasa yang harus dipilih dalam berkomunikasi  berbahasa Jawa siswa perlu diingatkan akan adanya 4 hal, yakni :
1. mawas diri (tinggi atau rendah, tua atau muda, posisi/peprenahan
    serta umur
dibandhing dengan yang di ajak bicara ,
2. mawas ragam yang dipilih (ngoko, krama,atau krama inggi)l, ,
3. mawas kosakata (jangan sampai keliru ragam krama inggil untuk
    dirinya
sendiri,
4. mawas sikap (gerak tubuh, mimik, ngapurancang  atau bahkan
    malang kerik)
sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat.

Unggah-ungguh berbahasa merupakan penerapan berbahasa Jawa yang selaras dengan situasi dan kondisi dengan mengingat :


1. pembicara atau orang pertama (utama purusa),
2. lawan bicara atau orang kedua (madyama purusa),
3. orang yang dibicarakan atau orang ketiga (pratama purusa).

Contoh : Orang pertama kepada orang kedua “Panjenengan esuk-esuk kok wis resik-resik ana apa ta?”. Orang kedua menjawab “Apa ora midhanget panjenengan kuwi, menawa Bapak Bupati mengko arep rawuh” (Bapak Bupati itu orang ketiga yang disebut oleh orang kedua adalah orang yang dihormati). Contoh aplikasi di kelas ‘Bu guru kula ngrumiyini kondur” Kalimat ini kelihatannya halus namun menurut unggah-ungguh ini salah ada kata kondur. kata kondur termasuk kosakata krama inggil tidak boleh diterapkan untuk diri sendiri / orang pertama. Siswa dianggap “durung Jawa” atau “Ora Jawa” dapat terlihat pada contoh-contoh kalimat yang sering diucapkan siswa seperti

1. Aku wis mangan, Bapak yo uwis mangan kok.
2. Nuwun sewu kula tindak rumiyin.
3. Malem Minggu Bapak anggone turu nganti wengi.
4. Bapak maca koran karo ngombe kopi.
5. Sadurunge sekolah aku siram dhisik.
6. Simbah tuku oleh-oleh kanggo aku lan adhiku.
7. Mbar, Pak Guru akon nggarap apa?
8. Bu Guru mau omong piye?
9. dst.


di bawah ini : Karena sulitnya penerapan unggah-ungguh tersebut maka guru hendaknya secara terus menerus memprogram pembelajaran Bahasa Jawa yang sesuai dengan prinsip, tujuan, materi, metode penerapan dan penilaian agar pembelajaran Bahasa Jawa menjadi pembelajaran yang tidak ditakuti dan disegani oleh siswa. Dalam pembelajaran Bahasa Jawa mengambil prinsip-prinsip yang akan diuraikan di bawah ini :

2.   Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Jawa

Pembelajaran memiliki beberapa prinsip yakni, harus bertujuan dan terarah, Memerlukan bimbingan, memerlukan pemahaman sehingga diperoleh pemahaman, memerlukan latihan dan ulangan, merupakan proses aktif peserta didik dengan lingkungannya, disertai keinginan dan kemauan untuk mencapai tujuan, disertai proses internalisasi diri dari si pembelajar, dianggap berhasil jika telah sanggup menerapkan dalam praktik kehidupan sehari-hari
Pembelajaran Bahasa Jawa berdasarkan Kurikulum 2010 lebih menekankan kepada pendekatan komunikatif yaitu pembelajaran yang mempermudah para siswa agar lebih akrab dalam pergaulan dengan menggunakan Bahasa Jawa dan melatih siswa untuk lebih senang berbicara menggunakan Bahasa Jawa yang benar dan tetap sesuai dengan situasinya.

Pembelajaran Bahasa Jawa diajarkan dari SD sampai dengan SMP bahkan sampai SMA secara berkesinambungan, selaras antara kompetensi dasar yang satu dengan kompetensi dasar lainnya. Dalam pembelajaran ini ada 4 aspek yang diajarkan oleh guru yaitu :Mendengarkan, Berbicara, Membaca, Menulis. Keempat aspek tersebut tidak dapat terpisah antara satu aspek dengan aspek lainnya, dalam pembelajaran hanya penekanannya lebih difokuskan pada salah satu aspek, artinya pada pembelajaran mendengarkan siswa tidak hanya dituntut mendengarkan saja akan tetapi siswa juga harus dapat berbicara, menulis dan mengapresiasikannya dalam bentuk sastra. Di bawah ini beberapa contoh model pembelajaran yang dapat diajarkan kepada siswa, dalam mengemas aspek- aspek yang saling mendukung.

Peranan guru dalam pengembangan bahasa Jawa terutama penerapan unggah-ungguh sangat penting dan dominan dalam keberhasilan pembelajaran bahasa Jawa. Mengingat guru bahasa Jawa adalah orang-orang yang tugasnya setiap hari membina bahasa Jawa, orang yang semestinya merasa paling bertanggung jawab akan perkembangan bahasa Jawa adalah guru, orang yang selalu akan dituding oleh masyarakat bila hasil pengajaran bahasa Jawa disekolah tidak memuaskan. Guru memegang peranan terpenting dalam menentukan keberhasilan pengajaran. Bagaimanapun baiknya kurikukulum dan lengkapnya sarana prasarana, apabila guru tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka pengajaran pastilah tidak akan memberikan hasil yang memuaskan.

Mengingat pentingnya peranan guru dalam menentukan keberhasilan pengajaran dengan demikian penting juga peranannya dalam pembinaan budi pekerti dan pendidikan karakter bangsa, maka seorang guru harus senantiasa mencari cara terbaik dalam menyajikan pembelajaran. Cara yang baik dalam menyajikan pembelajaran baiknya didukung oleh kreatifitas, kompetensi, dan performansi yang baik pula. Maka guruakan mampu menumbuhkembangkan minat murid dan membangkitkan kecintaan murid kepada mata pelajaran bahasa Jawa. (Sumarlam, 2011 : 29)
Contoh kreativitas guru dalam membelajarkan aspek-aspek ketrampilan berbahasa khususnya pada penerapan unggah-ungguh.

a.   Aspek Mendengarkan

Pembelajaran Bahasa Jawa pada aspek mendengarkan dapat dilakukan beberapa langkah-langkah pembelajaran yang menyenangkan antara lain : Salah satu siswa ditunjuk untuk maju dan menceritakan pengalaman sehari-hari, kesukaan kejadian yang mengesankan dengan menggunakan ragam bahasa tertentu di depan kelas. Siswa yang lain memperhatikan apa yang menjadi isi dari cerita temannya. Jika kemudian yang bercerita sudah selesai tidak dipersilahkan duduk dahulu, tetapi beri kesempatan kepada teman-temannya untuk bertanya jawab tentang cerita yang disampaikan, juga dengan menggunakan ragam tertentu agar sekaligus menerapkan unggah-ungguhnya. Peran guru disini sebagai fasilitator bagi siswa tersebut bila ada pertanyaan yang tidak jelas. Setelah itu guru memberi tugas kepada siswa yang lain untuk menceritakan kembali cerita yang didengar tersebut baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah cerita yang disampaikan temannya tadi dapat diterima dengan baik atau tidak.Setiap tampilan siswa selalu dikembangkan alih kode dengan ragam bahasa (ngoko, krama maupun krama inggil)

1.   Pembelajaran mendengarkan dapat juga diajarkan dengan mengajak siswa untuk mendengarkan dongeng baik melalui kaset maupun melalui teks yang dibacakan guru. Siswa mendengarkan cerita sambil mencatat hal-hal yang penting. Setelah dongeng selesai didengar, guru memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan cerita dan siswa menjawab pertanyaan baik secara lisan ataupun tulisan. Selanjutnya berilah kesempatan kepada siswa untuk menceritakan kembali cerita tersebut baik secara lisan maupun tulisan, kemudian bentuk kelompok untuk diberi tugas membuat pertanyaan dan jawaban dari wacana yang didengar dengan ragam bahasa tertentu, dan dapat digunakan untuk mencari pasangan dalam kelompok (make-amatch)

b. 
  Aspek Berbicara

Berbicara merupakan aspek pembelajaran Bahasa Jawa yang sangat relevan dalam aplikasi penerapan unggah-ungguh berbahasa. Contoh skenario :

1. Siswa diajak untuk menceritakan pengalaman sehari-hari dengan
   menggunakan Bahasa Jawa sesuai dengan ragam bahasa yang
   dimiliki, teman yang lain mengajukan pertanyaan dengan ragam
   bahasa tertentu.

2. Menceritakan kembali teks bacaan yang dibaca. Dapat menceritakan
   dengan basa ngoko, basa krama atau basa dialek dari suatu daerah.

3. Langkah pembelajaran selanjutnya mengajak siswa untuk menjawab
   pertanyaan yang merupakan bagian dari ketrampilan berbicara.


Dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mempelajari unsur pragmatik, yaitu siapa, suasana, sarana, tempat. Arah dan wujud dari pertanyaan yang harus diperhatikan adalah apa, siapa, berapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana. Pembelajaran ini dapat lebih menarik bila dilakukan dengan bermacam model pembelajaran seperti percakapan (pacelathon), pidato (sesorah) atau wawancara, sesuai dengan obyek yang diminati siswa. Semua itu dapat melatih siswa agar dapat menggunakan Bahasa Jawa dengan senang dan benar dengan metode role playing sesuai unggah-ungguh.

Selain di atas masih banyak model pembelajaran yang diberikan sehingga siswa menjadi lebih menyukai dan tertarik dengan pelajaran Bahasa Jawa. Strategi pembelajaran dengan menggunakan beberapa pendekatan diperlukan dalam menyampaikan pembelajaran Bahasa Jawa ini, misalnya pendekatan CTL (Contekstual Teacher and Learning), pendekatan komunikatif fungsional atau pendekatan konstruktifisme. Indikator keberhasilan PBM dapat dilihat dari perubahan sikap perilaku siswa, anak mulai bersikap sopan, bertutur kata dengan cara yang baik, mulai lebih menghormati guru, orang tua, teman-temannya. Sikap kesopanan diaktualisasi misalnya pada saat berangkat dan pulang sekolah mencium tangan kedua orang tua, guru dll.
Metode metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan penerapan unggah ungguh antara lain :
1. Simak-ulang ucap digunakan dalam memperkenalkan bunyi-bunyi
    tertentu, contoh t, dengan th pada kata tutuk atau thuthuk, d, dengan
    dh pada kata dandang atau dhandang,

2. Simak kerjakan, menerapkan model ucapan guru yang berisi kalimat
    perintah,

3. Simak-Terka, guru memberikan deskripsi suatu benda atau kalimat
    rumpang siswa menebak dan melengkapi kalimat,

4. Menjawab pertanyaan,
5. Parafrase
6. Merangkum
7. Bisik Berantai
8. Identifikasi kata kunci.

3.   Bentuk Pengintegrasian Watak Dan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Jawa

Pada dasarnya pembelajaran Bahasa Jawa pada saat ini diharapkan agar para siswa lebih menyenangi budaya bangsa khususnya Budaya Jawa. Dengan menumbuhkan cipta, rasa dan karsa, siswa diajak untuk mengenal dan lebih mencintai budaya sendiri, serta mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Praktek dalam pembelajaran Bahasa Jawa memasukkan nilai-nilai ke Jawaan yang diharapkan melalui tahapan-tahapan di bawah ini:
1. Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya
    Jawa/penerapan unggah-ungguh sudah tercakup di dalamnya.
2. Menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK/ KD
    dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai budaya Jawa yang
    akan dikembangkan.
3. Mencantumkan nilai-nilai budaya Jawa  ke dalam silabus.
4. Mencantumkan nilai-nilai budaya Jawa yang sudah tercantum dalam
    silabus ke RPP.
5. Mengembangkan proses pembelajaran siswa aktif yang
    memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan
    internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.
6. Memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan
    untuk internalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam
    perilaku.

Pembelajaran yang efektif memerlukan kreatifitas Guru. Contoh kreatifitas Guru dalam menerapkan unggah-ungguh yang dapat dikembangkan.
Dalam upaya menunjang kemudahan pembelajaran Bahasa Jawa khususnya dalam penerapan unggah-ungguh Guru dan siswa perlu mempersiapkan sarana dan prasarana atau peraga yang digunakan seperti di bawah ini :

1. Guru menyiapkan/memberi tugas siswa membuat kartu kata
    sebanyak-banyaknya, berwarna warni dengan 3 ragam bahasa
    (ngoko, krama, dan krama inggil).
2. Siswa secara berpasangan memainkan kartu-kartu kata tersebut, tiap
    siswa mendapat 10 kata ragam ngoko, 10 kata ragam krama, dan 10
    kata krama inggil.
3. Secara berpasangan maupun permainan kelompok menggunakan
    kartu kata tersebut untuk menyusun menjadi kalimat dengan
    ragam-ragam tertentu.penyusunan kalimat ditingkatkan dari waktu ke
    waktu baik secara kualitas maupun kwantitas  dengan games games
    yang menyenangkan.
4. Permainan dilaksanakan sampai anak memahami dan menerapkan
    langsung kepada lingkungan sesuai situasi dan kondisi yang ada saat
    itu.
5. Guru memberi tugas praktek penerapan unggah-ungguh kepada siswa
    di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan keluarga dan
    masyarakat.
6. Guru memberi tugas siswa untuk mencatat penerapan-penerapan
    unggah-ungguh yang sudah dilakukan siswa setiap hari baik dalam
    lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Hal tersebut di atas diterapkan dengan tindakan-tindakan yang diulang terus menerus yang akhirnya menjadi pembiasaan dan dengan tujuan akhir proses internalisasi diri dalam melaksanakan unggah-ungguh menjadi kepribadian yang melekat pada diri siswa.
Dampak penanaman watak dan pekerti bangsa bisa diambil dalam pembelajaran diatas :

1.   Ditinjau dari sudut sosial budaya

1. Membantu siswa bersosialisasi dengan temannya. Hal ini terbukti
    dengan adanya perubahan sikap dari anak didik yang dulunya
    pendiam dan pemalu sekarang menjadi aktif dan kreatif, siswa
    secara individu maupun kelompok berinteraksi aktif.
2. Menciptakan situasi kerukunan di kelas. Hal ini terbukti dengan
    adanya kerjasama yang saling membantu antara anak didik dalam
    pembelajaran. Anak yang pandai membimbing anak yang kurang
    pandai dan anak yang kurang pandaipun sudah tidak takut lagi untuk
    bertanya kepada temannya, saling menukar peraga dll.
3. Mengembangkan sikap tolong menolong/ toleransi. Hal ini terbukti
    pada saat anak didik maju kedepan kelas untuk menyusun kalimat
    dengan peraga miliknya jika ada yang kurang, maka anak didik
    lainnya meminjami peraganya yang dibutuhan.
4. Mengembangkan sikap saling menghormati, sopan santun, dan tata
    krama.
    Hal ini terbukti karena semua anak didik saling menghormati
    kesepakatan yang telah dibuat bersama.
5. Anak didik dapat melestarikan salah satu aset Budaya Jawa yaitu
    masih peduli dengan keberadaan unggah-ungguh bahasa Jawa
    dengan segala ragamnya yang secara umum sekarang ini sudah mulai
    dikesampingkan oleh anak-anak sekarang. Namun dengan adanya
    kreatifitas dalam pembelajaran ini ternyata anak didik sangat peduli 
    dan bersemangat untuk mempelajari, dan menerapkannya.

2.   Ditinjau dari sudut ekonomi
Anak didik ataupun guru lebih efisien atau tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk  mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Karena dengan skenario ini sarana yang digunakan relatif murah dan sederhana serta mudah didapat dengan hasil yang memuaskan.

3.   Ditinjau dari sudut lingkungan

a. Kebiasaan yang baik disekolah terbawa oleh anak didik dalam
    lingkungan sekitarnya. Misalnya sifat disiplin yang ditanamkan di
    sekolah juga dilakukan di rumah.

b. Hubungan antara pihak sekolah dengan orang tua/ wali murid juga
    terjaga baik. Karena dengan adanya skenario pembelajaran  ini anak
    didik banyak mengalami peningkatan bertata krama, bersikap,
    bertingkah laku baik  di sekolah maupun tingkah laku kesehariannya
    di rumah.


Contoh Perencanaan Pengembangan unggah-ungguh yang Dapat Diprogram Guru

1. Kegiatan Rutin di Sekolah, meliputi :
    (a) Setiap bertemu dengan siapapun selalu memberi salam,
    (b) Setiap merasa bersalah meminta maaf (nuwun sewu),
    (c) Setiap mau mendahului selalu mohon ijin (ndherek langkung),
    (d) Selalu membiasakan gerakan tubuh (gesture) yang
    mengisyaratkan kesopanan, contoh : menganggukkan kepala,
    membungkukkan badan, mengacungkan ibu jari, apabila berjalan
    dibiasakan untuk selalu hati-hati dan sopan serta gerakan yang
    pantas.
2. Kegiatan Spontan, berupa: (a) kegiatan mencatat dan menegur teman yang kurang pas atau keliru atau salah dalam menerapkan unggah-ungguh dan memberi solusinya, (b) memberi penghargaan (prizing) dan menumbuhsuburkan (cherising) tingkah laku, tindak tanduk, tata krama yang sudah sesuai dengan unggah-ungguh.
3. Teladan Modelling atau Exemplary yaitu dengan mensosialisasikan dan mengimplementasikan unggah-ungguh yang benar dengan model/teladan dari para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah maupun dari siswa yang lebih besar kepada adik kelasnya.
4. Pengkondisian Sekolah mengkondisikan kehidupan sekolah yang mencerminkan unggah- ungguh yang baik dan benar dalam semua situasi dan kondisi.

C.  PENUTUP

Pembelajaran Bahasa Jawa sebagai wahana penanaman watak dan pekerti Bangsa membutuhkan kepiawaian  guru dalam mengemas menjadi pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Inovatif dan menyenangkan, berdaya guna dan berhasil guna hingga mampu mengintegrasikan nilai-nilai unggah-ungguh dan budi pekerti luhur seperti, tahu sopan santun, tata krama berbahasa, dan bisa menempatkan diri di tengah pergaulan umum. Sesuai fungsi pokok Pembelajaran Bahasa Jawa yakni komunikasi, edukasi, dan cultural, maka untuk memenuhi fungsi tersebut Pembelajaran Bahasa Jawa dapat menjadi salah satu alat pembentuk sikap, watak dan perilaku Bangsa. Indikator dari keberhasilan tersebut adalah Kemampuan Siswa dalam mengaplikasikan hasil pembelajaran Bahasa Jawa, terlihat dari perubahan tingkah laku, tata karma halus budi bahasanya dan menjadi insan yang beradab.
Betapapun sulitnya dalam penerapan pembelajaran unggah-ungguh namun harus selalu diupayakan mengingat hal-hal di bawah ini, yaitu: (1) sebagai sarana untuk tetap melestarikan sopan santun, tata krama, etika Jawa sekaligus sebagai wahana melestarikan budaya Jawa, (2) sebagai alat pendidikan kepada peserta didik dalam proses internalisasi diri dalam memenuhi kewajiban menghormati, menghargai tatanan yang sudah disepakati oleh masyarakat Jawa, (3) sebagai sarana menunjukkan kepada dunia bahwa melalui unggah ungguh dapat membedakan dengan bangsa lain sehingga jati diri dan kehormatan bangsa terjaga, (4) sebagai wahana pembentukan “ nation culture and character building,”yakni pendidikan budaya yang membangun karakter bangsa melalui pengembangan nilai nilai budaya bangsa.
Pembelajaran bahasa Jawa yang kreatif dan menyenangkan khususnya dalam penerapan unggah-ungguh dapat dimanfaatkan sebagai wahana pembentukan watak pekerti bangsa dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta internalisasi diri dalam budaya Jawa yang adhiluhung.
Dengan seluruh warga sekolah memiliki komitmen yang kuat serta disiplin yang tinggi untuk mencapai pembiasaan berlaku, bertindak dan bertata krama melalui penerapan unggah-ungguh yang benar senantiasa dibiasakan, sehingga tumbuh kesadaran bahwa penerapan unggah-ungguh mampu sebagai sarana penanaman budi pekeri luhur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka acting the good  itu berubah menjadi kebiasaan

◊ “Titikane aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lan legawaning
    ati, darbe sifat berbudi bawa leksana.
“Ciri-ciri orang luhur ialah tingkah laku dan budi bahasa yang halus,
    keikhlasan hati, dan rela berkorban, tanpa mendahulukan
    kepentingan pribadi. ( Butir-butir Budaya Jawa)

DAFTAR   PUSTAKA
♦ Ahmadi, H. abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta : Penerbit Rineka
   Cipta
Eko Budiharjo. 2003, Improvisasi / Inovasi Pembelajaran Menuju
   Pendidikan Yang Sarat Nilai Moral, Seminar Peningkatan Kualitas
   Bangsa Melalui Pendidikan Berbasis Kompetensi Bervisi Moral.
   Yogyakarta : UNY
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
   Kependidikan, 2009, Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan
   Pengawas, Jakarta.
Durkhrim, Emile. 1990, Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan
   Aplikasi Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Erlangga.
Gubernur Jawa Tengah,  2005. SK Nomor : 895.5/01/2005 
   Kurikulum Bahasa  Jawa Tahun 2004 Untuk SD/MI/SDLB,
   SMP/MTS/SMPLB, dan SMA/MA/SMK/SMALB Negeri dan
   Swasta. Propinsi Jawa Tengah.
Juwita, Kenny, I, Gustu Nyoman Sanjaya, Enda E Ginting. 1997.
   Menciptakan Kelas yang Berpusat Pada Anak. Alih Bahasa dari
   Children s Resources Internasional. Jakarta: Kelapa Gading Permai
   14250 
Sudjarwadi, I.E. Prof. 2006. Makalah. Strategi Pembelajaran Bahasa
   Jawa Bagi Anak-Anak. Semarang : kongres Bahasa Jawa IV.
Sumarlam, 2011.  Potret Pemakaian Bahasa Jawa Dewasa ini serta
   pembinaan dan Pengembangan : Sebuah Pergeseran Struktur
   Gramatika dan Tingkat Tutur. Pidato Sidang Pengukuhan, Universitas
   Sebelas Maret Surakarta.
Kadijo, 2003. Penyajian Bahan  Ajar Bahasa Jawa pada Buku
   Pendidikan Dasar. Semarang: CV Redijaya( Rosda Grup)
Paul Suparno. 2002. Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah Suatu
   Tinjauan Umum. Yogyakarta : Kanisius
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010, Pengembangan
   Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Balitbang : Kemendiknas.



Sumber : http://ki-demang.com/kbj5/index.php/makalah-komisi-b/1148-14-pembelajaran-bahasa-jawa-sebagai-wahana-pembentukan-watak-pekerti-bangsa-penerapan-unggah-ungguh-berbahasa

kds penutup

Kabareskrim Sebut Kejanggalan Stadion Gedebage Ada Sejak Awal

Liputan6.com, Bandung - Penyidikan kasus dugaan korupsi pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Bandung, Jawa Barat, terus bergulir. Hasil temuan penyidik Polri menunjukkan, pergeseran tanah yang terjadi pada Stadion GLBA atau kerap disebut Stadion Gedebage itu diakibatkan pelanggaran.

Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabreskrim) Polri Komjen Pol Budi Waseso mengatakan, hal tersebut terjadi karena ada dugaan penyelewengan dana sejak awal, sehingga bangunan stadion yang seharusnya kuat menjadi rapuh.

"Yang jelas sekarang ini ada fase dilanggar secara teknis, dari mulai awal sampai berdirinya bangunan ini," ujar Kabareskrim Budi Waseso saat mengecek Stadion GBLA di Bandung, Kamis (30/4/2015).

"Misalnya tanah kesiapan ini tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Itu menyangkut anggaran biaya. Penananamam tiang pancang dengan situasi tanah yang ada. Seumpama tiang pancang 60 meter, tapi dilakukan 30 meter," urai Kabareskrim.

Bukan tanpa alasan, ia menilai setelah melakukan peninjauan stadion berkapasitas 38 ribu penonton tersebut terjadi banyak kerusakan meski anggaran yang dihabiskan lebih dari Rp 500 miliar.

"Artinya tidak ada spec (specification atau spesifikasi) yang diikuti, sehingga ada kerusakan. Ada pelanggaran yang dilakukan karena tidak ikuti prosedur yang sebenarnya harusnya dilewati," ucap Budi Waseso.
Tersangka Mungkin Bertambah

Dalam kasus tersebut Bareskrim baru menetapkan Sekretaris Distarcip Kota Bandung, Yayat A Sudrajat sebagai tersangka. Namun jenderal polisi bintang tiga tersebut menegaskan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain.

Karena itu dalam pendalaman kasus ini, sambung Budi Waseso, pemeriksaan terhadap pihak-pihak yang dianggap mengetahui proyek itu akan dilakukan Bareskrim. Termasuk terhadap Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher dan mantan Walikota Bandung Dada Rosada.

"Kemungkinan (bertambah) ada saja. Karena ini proyek besar. Tidak mungkin dikerjakan atau dikuasai satu orang. Pasti ada berbagai pihak yang ikut terlibat dalam pembangunan ini," ujar mantan Kapolda Gorontalo ini.

Peresmian Stadion GLBA atau disebut pula Stadion Gedebage dilakukan Walikota Bandung saat itu Dada Rosada. Stadion bertaraf internasional itu berada di Desa Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Stadion berada di antara ruas Jalan Tol Cileunyi-Padalarang KM 151 dan Jalan By Pass Soekarno-Hatta, Bandung. (Ans/Ali)

Sumber :  http://news.liputan6.com/read/2223728/kabareskrim-sebut-kejanggalan-stadion-gedebage-ada-sejak-awal

Atlet SMK Ma'arif 2 Gombong meraih 3 medali emas dan 1 medali perak

Dokumentasi atlet smk madugo

Gombong (27/4/2015), Empat atlet silat SMK Ma’arif 2 Gombong kembali mendapat kepercayaan di kancah Nasional dalam Kegiatan Kejuaraan Pencak Silat tingkat Pelajar yang diseleggarakan oleh Jakarta Pencak Silat Championship III 2015 di GOR POPKI Cibubur (PP-PON Kemenpera RI) Jakarta Timur tanggal 25-26 April 2015 (sabtu-minggu) kemarin.
Amanah yang diberikan kepada keempat atlet ini tidak lepas dari prestasi membanggakan yang telah diraih pada kejuaraan sebelumnya baik di tingkat kabupaten Kebumen, Karisidenan Kedu maupun di tingkat propinsi Jawa Tengah.
Kali ini keempat atlet kebanggaan SMK Ma’arif 2 Gombong, yaitu Rokhimatun Khasanah (XI TP-TU), Rosita Ciptaningrum Fauziah (XI TP-TU), Khoerul Anwar (XI TKR 2) dan Nur Khafid Fazrianto (XI TKR 5) berhasil membawa pulang 3 medali emas dan 1 medali perak.
Pelatih Pencak Silat SMK Ma’arif 2 Gombong, Tasiran, mengatakan bahwa keempat anak didiknya ini merupakan pesilat andalan SMK Ma’arif 2 Gombong yang telah mengharumkan nama SMK Ma’arif 2 Gombong di kancah regional maupun nasional. 
“….saya sangat yakin jika keempatnya akan mampu memberikan yang terbaik dalam setiap pertandingan pencak silat di berbagai Kejuaraan termasuk di kejuaraan ini, dan  keempat medali ini merupakan bukti nyata bahwa mereka mampu memberikan yang terbaik untuk SMK Ma’arif 2 Gombong khususnya dan Kabupaten Kebumen serta Propinsi Jawa Tengah pada umumnya”, Ungkap Tasiran.
Tasiran juga menjelaskan bahwa dalam meningkatkan performa keempat atlet ini, pihaknya meningkatkan intensitas latihan dan menerapkan metode latihan khusus, dimana waktu yang tersedia dirasa cukup mepet karena atlet ini akan berangkat bertanding lagi di tingkat internasional sambil menunggu konfirmasi panitia via online.
Diakui, keempat atlet itu saat ini dilatih pagi dan sore hari secara marathon berupa strategi bertanding dan peningkatan stamina. “Jadi itu yang kita dreal setiap hari”, tegas Tasiran.
Rokhimatun mengakui, kejuaraan pencak silat ini menjadi ajang pembuktian bagi kami dalam mengetahui perkembangan hasil latihan kami selama ini, “harapan kami nantinya menjadi juara lagi”. tegasnya
Sementara itu Kepala SMK Ma’arif 2 Gombong Ngadino, S.Kom, mengungkapkan rasa bangganya  dan mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pelatih dan atletnya. “ternyata usaha yang maksimum dapat membuahkan hasil”.
Selain perlombaan Pencak Silat tersebut, beliau menambahkan kepada tim redaksi terkait prestasi-prestasi yang baru-baru ini diraih oleh SMK Ma’arif 2 Gombong, salah satunya adalah lomba LKS tingkat Propinsi yang sangat bergengsi.
“….sudah dua tahun terakhir ini SMK Ma’arif 2 Gombong berhasil menjuarai LKS SMK Refrigerasi Tingkat Propinsi, dan harapan kami semoga prestasi tersebut akan selalu terukir di tahun-tahun berikutnya”. Imbuhnya
“Langkah maju mengejar mutu pun ternyata tidak hanya sekedar slogan sekolah kami, akan tetapi sudah terbukti bahwa SMK Ma’arif 2 Gombong adalah ‘SMK Bisa’….!!!”, tegas Ngadino.

Kamis, 23 April 2015

 

Air Terjun Sri Gethuk Wonosari Gunung Kidul

By Wisata Jogja on February 22, 2015

Air Terjun Sri Gethuk Wonosari Gunung Kidul - Wisata Jogja enjoy travelling with us!


Air Terjun Sri Gethuk
Air Terjun Sri Gethuk
Air Terjun Sri Gethuk Wonosari Gunung Kidul Yogyakarta terletak di antara ngarai Sungai Oya yang dikelilingi areal persawahan nan hijau, Air Terjun Sri Gethuk selalu mengalir tanpa mengenal musim. Gemuruhnya menjadi pemecah keheningan di bumi Gunungkidul yang terkenal kering.
Air Terjun Sri Gethuk merupakan salah satu wisata alam yang terdapat di daerah Gunungkidul tepatnya di Dusun Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Air terjun ini berada di tepi Sungai Oyo.
Air Terjun Sri Gethuk juga disebut sebagai Air Terjun Slempret dan aja juga yang menyebut Air Terjun Sompret. Nama Slempret sendiri berasal dari legenda yang ada di Desa Bleberan. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, air tejun ini merupakan pusatnya para jin dengan pimpinan Jin Anggo Menduro

Air Terjun Sri Gethuk berasal dari tiga sumber mata air


Air Terjun Sri Gethuk Wonosari
Air Terjun Sri Gethuk Wonosari
Air terjun sri gethuk lahir dari tiga sumber mata air ” kedung poh ” , ” ngandong” dan sumber mata air “ngumbul”, ketiga sumber mata air tersebut mengalir menjadi satu dan membentuk butiran butiran air yang jatuh dari tebing bebatuan karst yang terkenal tandus.
Gunungkidul sebagai daerah yang sering diasumsikan sebagai wilayah kering dan tandus ternyata juga menyimpan keindahan serupa, yakni hijaunya aliran sungai yang membelah ngarai dengan air terjun indah yang tak pernah berhenti mengalir di setiap musim. Air terjun tersebut dikenal dengan nama Air Terjun Sri Gethuk.
Kabupaten Gunung Kidul, dahulu sangat terkenal dan identik dengan kekeringan, hutan gundul, tanah tandus dan berbatu. Namun saat ini kesan itu mestinya sudah hilang ditelan semilir angin dan rimbunnya pohon pohon hutan di rakyat yang menutupi berbagai tanah yang dahulunya kosong dan tandus. Pohon pohon seperti jati dan mahoni begitu mendominasi selain kelapa, rambutan, sengon, dan lain lain.
Di beberapa kecamatan terutama yang mempunyai pantai memang masih terasa aroma kering di musim kemarau. Namun jangan salah jika kita semua mengunjungi suatu tempat di Kecamatan Playen, desa Bleberan…….disitu ada suatu tempat yang sangat elok, berlimpah air, hamparan sawah yang sangat subur dan tentu yang sedang naik daun dan sangat terkenal sekarnag adalah tempat yang bernama Air Terjun Sri Getuk. Air di seputar tempat ini sangat melimpah karena memang beberapa mata air muncul dari dalam tanah dan beberapa alirannya masuk melalui tebing yang yang sangat tinggi masuk ke dalam Sungai Oya, sungai yang tidak pernah kering dan mengalir sepanjang musim. Air terjun itu terpcah menjadi tiga bagian yang meluncur sangat deras..itulah indahnya Air Terjun Sri Gethuk di Kecamatan Playen Gunung Kidul.

Lokasi Air Terjun Sri Gehtuk


Air Terjun Sri Gethuk Jogja
Air Terjun Sri Gethuk Jogja
Jika kita ingin berekreasi ke Air Terjun Sri Gehtuk ini dari Yogyakarta kita akan menempuh jarak sekitar 45 km. Dari yogyakarta ke arah Gunungkidul kemudian naik tanjakan yang lumayan terjal di Piyungan dan bukit Pathuk Gunung Kidul. Terus kemudian akan melalui hutan negara di Bunder terus sampai ketemu pertigaan traficlight di Gading kemudian belok kanan ke arah Playen. Setelah sampai Playen belok kanan arah kecamatan Palihan dan sekitar 2 km kita akan ketemu pertigaan dan belok kanan. Di pertigaan tersebut kita sudah akan melihat banyak petunjuk jalan yang akan membimbing kita secara mudah untuk dapat menjangkau air terjun Sri Gethuk. Dari pertigaan tadi kita masih harus menuempuh perjalanan lagi sepanjang 7 km. ya tinggal 7 km dan sudah lumayan dekat, tapi….eeiit…jangan salah karena jalan tersebut agak kurang baik dan cenderung rusak, jadi jalannya juga pelan pelan..memang sih saat itu beberapa bagian jalan sudah mulai diperbaiki dan aspal juga masih terasa baru. Namun rupaya masih lumayan panjang juga yang rusak jadi kita perlu musti hati hati. Satu setengah jam perjalanan kita sampai di lokasi.

Asal muasal nama Air Terjun Sri Gethuk.


Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul
Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul
Menurut Pak Ngabdani Ketua Kelompok Tani yang mengelola wisata tersebut. Asal muasal nama Gethuk sebetulnya bukan makanan tradisional yang berasal dari singkong itu, tapi sebetulnya adalah Kethuk salah satu jenis perangkat gamelan jawa. Namun lidah kita lebih mudah menyebut Gethuk mengingat sebelumnya ada kata Sri, jadi hanyalah untuk memudahkan saja. Menurut beliau, pada jaman kakek-kakek buyutnya. Di seputar air terjun tersebut terdapat kerajaan lelembut yaitu semacam makhluk halus yang tentu tidak kasat mata. Pada hari dan saat saat tertentu konon di kerajaan tersebut sering spel atau latihan menabuh gamelan tersebut. Suara gamelan tersebut sangat nyaring di dengar oleh warga desa Bleberan. Nah suatu ketika ada sedikit keributan karena salah satu alat gamelannya hilang. Gamelan yang hilang itu namanya Kethuk. Maka terkenalah air terjun tersebut bernama Sri Kethuk..atau kemudian juga dan malah lebih dikenal dengan nama Sri Gethuk. Lokasi ini selanjutnya oleh pemerintah desa dikembangkan menjadi lokasi wisata dan dibuka sejak tahun 2007.
Setelah sampai dilokasi parkir, ada dua cara untuk mencapai lokasi air terjun. Pertama dengan berjalan kaki melintasi areal persawaan sekitar 1.5 km atau yang kedua menuruni anak tangga yang sudah lumayan disemen menuju dermaga di tepi Sungai Oya untuk naik secamam perahu Gethek yang sdah dimodifikasi menjadi lebih modern. Drum drum dari plastik ditata sedemikian rupa dan beri alas papan untuk berdiri penumpang serta diberi pagar besi untuk pengaman. Perahu ini muat sekitar 7-8 penumpang dan berjalan digerakkan oleh mesin diesel kecil untuk memutar turbin. Penumpang dikenai biaya Rp.7.500,- pulang balik per orang untuk naik perahu ini. Perahupun berjalan pelan kita bisa sambil memotret dan mencari obyek-obyek yang cocok yang sangat indah sepanjang perjalanan 5 menit ini.

Air Terjun Sri Gethuk Jogja
Air Terjun Sri Gethuk Jogja
Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai tempat ini Anda harus naik kendaraan melewati areal hutan kayu putih milik PERHUTANI dengan kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal bagus hingga jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih berganti dengan ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal pemancingan yang juga berfungsi sebagai tempat parkir, terdapat dua pilihan jalan untuk mencapai air terjun. Pilihan pertama yakni menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah nan hijau berhiaskan nyiur kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik melawan arus Sungai Oya. Tentu saja kita memilih untuk naik rakit sederhana yang terbuat dari drum bekas dan papan.
Perjalanan menuju Air Terjun Sri Gethuk pun dimulai saat mentari belum naik tinggi. Pagi itu Sungai Oya terlihat begitu hijau dan tenang, menyatu dengan keheningan tebing-tebing karst yang berdiri dengan gagah di kanan kiri sungai. Suara rakit yang melaju melawan arus sungai menyibak keheningan pagi. Sembari mengatur laju rakit, seorang pemandu menceritakan asal muasal nama Air Terjun Sri Gethuk. Berdasarkan cerita yang dipercayai masyarakat, air terjun tersebut merupakan tempat penyimpanan kethuk yang merupakan salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro. Oleh karena itu disebut dengan nama Air Terjun Sri Gethuk. Konon, pada saat-saat tertentu masyarakat Dukuh Menggoran masih sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air terjun.

Sumber : http://www.wisatajogja.co.id/air-terjun-sri-gethuk/

Menpora bekukan PSSI

| 49.509 Views
id pembekuan pssi, kongres luar biasa pssi, menpora bekukan pssi, menpora imam nahrawi
Menpora bekukan PSSI
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Surabaya (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membekukan PSSI saat induk organisasi sepak bola Indonesia itu sedang melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.

"Alhamdulillah baru saja ditanda-tangani Peraturan Menpora No. 0137 Tahun 2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan PSSI Tidak Diakui," kata Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto melalui pesan layanan singkat.

Menurut dia, dasar pembekuan tersebut mengacu pada tidak diindahkannya SP1, SP2 dan SP3 oleh PSSI yang jatuh tempo pada tanggal 17 April 2015 jam 18.40.

Dengan turunnya surat pembekuan tersebut bisa dikatakan sebagai langkah tegas dari pemerintah. Apalagi selama ini memang konsentrasi dalam memantau persepakbolaan nasional dan bahkan membentuk Tim Sembilan.

Surat dengan nomor 01307 tahun 2015 ini ditandatangani langsung oleh Menpora Imam Nahrawi per tanggal 17 April ada beberapa poin yang menyangkut dengan pembekuan diantaranya adalah pemerintah tidak mengakui seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PSSI.

Dengan kondisi tersebut, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah termasuk kepolisian tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan keolahragaan.

Langkah pemerintah yang akan dilakukan setelah ada pembekuan adalah membentuk Tim Transisi yang akan mengambil alih hak dan kewenangan PSSI sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA.

Untuk Tim Nasional yang akan menghadapi SEA Games 2015 akan tetap berjalan. Pemerintah, KONI dan KOI telah sepakat pengelolaan akan diserahkan ke Satlak Prima.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2015


sample
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
  • image icon
Pantai Suwuk terletak di desa Suwuk, kecamatan Puring, kabupaten Kebumen. Untuk menuju ke lokasi pantai, banyak jalur alternatif yang dapat digunakan. Jika anda dari arah Gombong maka dibutuhkan waktu sekitar 45 menit, namun jika anda berasal dari arah kota Kebumen maka dibutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk menuju Petanahan dan setengah jam berikutnya menuju Pantai Suwuk. Bagi anda yang berasal dari arah timur yang kebetulan sedang melintasi jalan selatan-selatan atau jalan Daendels dari arah Yogyakarta dapat langsung lurus menuju ke Pantai Suwuk

Wisata di Pantai Suwuk ini pada dasarnya tidak berbeda dengan wisata-wisata pantai di Kebumen. Pemandangan pegunungan kapur yang elok memanjang dari utara sampai selatan, dan berbatasan langsung dengan pegunungan dan Pantai Karangbolong. Untuk lebih memanjakan mata anda, alangkah lebih baiknya anda menyewa seekor kuda untuk menyisir eloknya Pantai Suwuk ini. Usai lelah dan puas menikmati pantai, hal menarik lainnya adalah kita dapat menikmati suasana santai dengan beberapa sajian makanan khas yang ada di warung-warung sepanjang pantai. Anda dapat menikmati pecel dan lontong, es kelapa hijau, jangan lupa pula peyek ubur-uburnya dan berbagai jenis peyek lainnya.

Sumber :  http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/potenda/detail/18

Kamis, 16 April 2015

10 air terjun terdekat dari Jakarta

Sebagai pecinta air terjun, berikut ini saya tuliskan 10 air terjun terdekat yang hanya ditempuh mulai dari 1 jam saja dari Jakarta. Penulisan diurutkan mulai dari jarak terdekat dan waktu tempuh yang paling singkat. Alhamdulillah, hampir semuanya telah saya kunjungi.
1. Curug  Bojong Koneng-Sentul (waktu tempuh 1 jam)
curug bojong koneng - sentul
Curug ini adalah curug yg paling dekat dari Jakarta, terletak di desa Bojong Koneng, sebuah desa dibelakang perumahan mewah Sentul City. Untuk mencapai curug ini dengan kendaraan pribadi bisa melewati jalan tol jagorawi dan keluar di pintu tol sentul city lalu masuk ke kawasan perumahan mewah tersebut menuju perkampungan warga yang terletak di belakang kompleks. Jika bingung, bisa bertanya pada warga sekitar tentang keberadaan curug Bojong Koneng.  Bila menggunakan kedaraan umum, kita bisa mencapainya dengan bus jurusan sentul city dari terminal blok-m lalu disambung dengan ojek. Trek sejauh 1 km harus kita lalui untuk mencapai curug indah ini,jangan khawatir karena treknya tidak sulit dan dapat dilalui oleh orang tua dan anak-anak dengan pamandangan sawah yang indah. Untuk menikmati curug indah dengan kolam berair bening dibawahnya pengunjung hanya dikenakan retibusi Rp.5.000.
2. Curug Panjang Mega Mendung (waktu tempuh 1 jam 15 menit)
curug panjang
Curug panjang adalah curug keluarga, karena karakteristik curugnya yang landai dengan beberapa kolam jernih sebagai tempat bermain bagi anak-anak. Belum lagi fasilitasnya yang sangat terawat dan pengamanannya yang terjamin. Untuk mencapai curug inipun sangat mudah, cukup mengarahkan mobil ke arah puncak, dan dikiri jalan akan kita temui masjid Mega Mendung, lalu belokkan mobil ke jalan disamping masjid tersebut. Dari titik ini kamu cukup ikuti petunjuk jalan yg akan mengarahkanmu ke curug panjang. Tak hanya curug, wisata curug panjang pun menyediakan fasilitas wisata lainnya yaitu perkemahan dan pemancingan. Retribusi yang dikenakan untuk masik ke kawasan ini pun cukup murah, hanya Rp.6.000 termasuk asuransi.
3. Curug Naga Mega Mendung (waktu tempuh 1 jam 15 menit)
curug naga
Tak banyak yang mengetahui keberadaan curug ini karena memang belum seterkenal curug cilember ataupun curug panjang. Namun siapa sangka bahwa curug ini letaknya bersebelahan dengan kawasan wisata curug panjang. Bahkan air terjunnya pun berasal dari aliran air yang sama dengan curug panjang. Namun berbeda dengan curug panjang yang cocok untuk keluarga, curug naga cocok untuk para pecinta tantangan karena kita harus menyusuri sungai sepanjang 100 meter untuk mencapainya. Belum lagi untuk mencapai curug selanjutnya kita lalui dengan melompat dari atas curug. Meski keselamatan dijamin penuh, tetap saja curug ini tidak cocok bila membawa anak-anak ataupun orang tua. Untuk berwisata ke curug inipun tidak seperti kawasan wisata lain, setidaknya kita harus reservasi terlebih dahulu dan mengambil pilihan paket wisata yang telah ditentukan. Dan biasanya yang datang ke curug ini adalah rombongan gathering. Tapi bagi perseorangan pun bisa mengunjungi wisata ini asal jangan dihari biasa karena tutup. Saya pernah datang sendirian ke curug naga dihari biasa, dan ternyata disana sangat sepi karena tutup.
4. Curug Cilember (waktu tempuh 1 jam 30 menit)
urug cilember
Dari sepuluh curug yang masuk daftar ini, saya kira curug cilember lah yang paling popular. Curug yang juga dikenal dengan nama curug tujuh ini telah dikenal lebih dulu sebagai wisata air terjun dikawasan puncak. Dikawasan ini terdapat tujuh air terjun dengan karakteristik yang berbeda-beda. Curug tujuh (terdekat dari pintu masuk) adalah curug yang paling ramai karena jangkauannya yang tidak sulit serta memiliki kolam besar dibawah curugnya yang kembar. Curug 6,5 dan seterusnya baru bisa kita nikmati setelah melakukan trekking menanjak dikawasan tersebut. Yang menarik, di kawasan ini juga terdapat taman observasi kupu-kupu. Fasilitas disinipun cukup lengkap, bahkan pengelola menyediakan penginapan di dekat air terjun. Untuk menikmati sejuknya kawasan curug cilember dengan ke tujuh curug-nya yang indah kita cukup mengeluarkan Rp. 11.000 sebagai retribusi.
5. Curug Nangka (waktu tempuh 2 jam)
curug nangka
Kawasan wisata curug nangka memiliki alam yang sangat alami dan sejuk. Kealamian tempat ini terbukti dengan masih banyaknya monyet-monyet liar yang sering kali kita temui, bahkan monyet-monyet tersebut akan datang menghampiri kita jika kita menyebar makanan sebagai umpan. kawasan wisata ini memliki 3 curug,  2 diantaranya memiliki ketinggian kurang dari 10 meter dengan kolam berair jernih dibawahnya yang bisa kita jadikan tempat bermain air. Kawasan ini juga cocok untuk keluarga, terutama bagi keluarga kecil yang ingin mengenalkan alam sejak dini bagi anak-anaknya. Tapi bagaimanapun, harus tetap berhati-hati.  Untuk menikmati segarnya alam curug nangka, Rp. 7500 harus kita keluarkan sebagai retribusinya.
6. Curug Luhur (waktu tempuh 2 jam)
curug luhur
Curug luhur terletak di lalulintas jalan raya Bogor – Gunung salak Endah. Letak yang relatif mudah dijangkau inilah yang menjadikan ramainya curug luhur dikunjungi setiap saat. Jika menggunakan kendaraan umum rute yang harus ambil adalah Kampung Rambutan – Terminal Baranangsiang – Ramayana – Ciapus. Tips dari saya, ketika hendak menaiki angkot ke Ciapus sebaiknya anda bilang ke supir angkotnya kalau anda ingin ke Curug Luhur. Karena angkot trayek ini melewati 2 wisata curug sekaligus. Yaitu Curug Nangka dan Curug Luhur. Atau jika anda ingin berwisata ke curug ini menggunakan  kereta, anda turun di stasiun kereta bogor lalu naik angkot jurusan Ramayana dan disambung dengan angkot lagi tujuan Ciapus. Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi perjalanan ke Curug luhur, bisa melalui beberapa alternatif jalan, salah satunya dapat melalui jalan raya Bogor kearah leuwiliang, belok di pertigaan Cikampak, dan menelusuri jalan menuju tenjolaya (Belok kiri terus), maka akan sampai di Curug Luhur. Di kawasan wisata curug luhur sudah dibangun banyak fasilitas serta kolam renang yang mengelilingi lokasi curug-nya yang kembar. Sayangnya Kolam renang yang dibangun sangat tidak teratur dan dibangun dengan konstruksi seadanya hingga membuat lokasi ini menjadi kurang indah dan meminimalisasi kealamian wisata curug. Di bawah curug terdapat kolam alami ber-air jernih, kolam Curug Luhur ini terhitung cukup lebar dan semakin mendekati curug semakin dalam, konon terdapat pusaran air dibawahnya yang mampu menyedot orang bila tidak berhati-hati.
7. Curug Cigamea (waktu tempuh 2 jam)
curug cigamea
Curug Cigamea berlokasi di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor yang merupakan bagian dari kawasan wisata Gunung Salak Endah. Untuk menuju ke lokasi air terjun, pengunjung diharuskan berjalan kaki dari areal parkir, melalui jalan menurun +/- 350 meter. Selama dalam perjalanan, setidaknya tercatat tiga air terjun tambahan berada disisi kanan jalan. Masing-masing dengan ketinggan berkisar antara 5 hingga 10 meter namun dengan debit air yang kecil dan berada dibalik rimbunnya daun pepohonan. Kondisi jalan menuju lokasi berupa jalan setapak yang telah terbuat dari batu dan tersusun rapi dalam bentuk susunan anak tangga. Dibeberapa bagian jalan terdapat tempat peristirahatan, untuk melepas lelah sejenak sambil menikmati air terjun dari kejauhan. Curug Cigamea terdiri dari dua buah air terjun utama dengan karakter yang berbeda. Air terjun pertama yang lebih dekat dengan jalan masuk, berupa air terjun dengan tebing curam menyerupai dinding dan didominasi bebatuan warna hitam. Tipe air yang jatuh lebih bersifat percikan air yang langsung melimpah jatuh dari atas cukup deras meskipun nampak jelas tidak sederas/sebesar air terjun kedua. Hal ini pula yang menjadikan alasan kolam limpahan air yang berada dibawahnya tidak luas dan dalam, sehingga tidak bisa digunakan untuk berenang. Letaknya yang terbuka, memungkinkan pengunjung untuk berada disisi kiri dan kanan dari air terjun.
8. Curug Seribu (waktu tempuh 2 jam)
curug seribu
Curug seribu adalah air terjun terbesar yang ada dikawasan Gunung Salak Endah Bogor. Curug ini juga tergolong sulit dijangkau dengan trek menurun yang curam dan licin. Tapi justru disini lah tantanganya, kondisi yang sulit dijangkau justru membuat lokasi ini masih sangat alami tanpa sentuhan tangan manusia. Dan karena alasan yang sama, pengunjung yang datang pun tak seramai curug-curug lainnya hingga kita bisa menikmati keindahan alam di curug seribu ini dengan lebih leluasa namun tetap berhati-hati.
9. Curug Ciismun (waktu tempuh 2 jam)
curug ciismun
Curug Ciismun merupakan salah satu air terjun cantik yang berada di kawasan Kebun Raya Cibodas, lokasinya akan lebih dekat bila ditempuh jika kita melewati pintu belakang Kebun Raya Cibodas, hanya sekitar 30 menit berjalan kaki. Curug ini memiliki ketinggian lebih dari 50 meter, lengkap dengan kolam kecil di bawahnya yang di penuhi dengan bebatuan. Untuk menikmati curug ini kita cukup mengeluarkan Rp. 6.000 sebagai retribusi. Tips ke Curug Ciismun Cibodas:
  • Masuk dan pulang lewat pintu masuk belakang yang dekat dengan pintu masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango agar trek menuju/pulang dari curug lebih dekat.
  • Bawa makanan dan minuman sendiri karena seperti halnya tempat wisata lain, harga makanan dan minuman menjadi lebih mahal. (co: pop mie 8.000)
  • Bila berkunjung di musim hujan, datanglah dipagi hari maksimal jam 9 untuk menghindari hujan yang biasanya turun pada siang hari.
  • Bawa payung dan gunakan rain cover pada daypack
  • Gunakan alas kaki yang nyaman untuk trekking
  • Bawa plastik untuk pakaian basah
  • Bawa alas untuk sekedar duduk-duduk atau meletakkan tas
Biaya yang murah meriah:
  • Bus AC Kampung Rambutan – Cianjur PP 50.000 (kalau ekonomi +/- PP 30-40.000), turun di pertigaan Cibodas.
  • Angkot menuju Kebun Raya dari pertigaa PP 5.000
  • Tiket masuk Cibodas+PMI 6.000
10. Curug Cibeurem (waktu tempuh 2 jam)
curug cibeurem
Dari ke 10 curug, buat saya curug cibeurem inilah yang jadi juaranya. Curug ini terletak dikawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, butuh perjuangan dan tenaga ekstra untuk mencapai curug ini kareni kita harus melakukan trekking selama 1,5 jam dengan trek berbatu yang menanjak. Tapi tak perlu khawatir karena suasanya yang alami akan terus menjadi “multivitamin” tersendiri bagi kita. Belum lagi beberapa spot selama perjalanan yang sangat eksotis untuk berfoto, seperti spot telaga biru dan spot jembatan kayu yang dikelilingi ilalang setinggi 2 meter. Jika beruntung, selama trekking kita sesekali akan menemui owa jawa yang berhabitat di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
curug cibeurem 2
Sesampainya di curug cibeurem, kita seperti disuguhi air dingin setelah perjalanan gurun yang menyiksa. Ya, keindahan air terjun yang sungguh luar biasa akan membayar lunas semua perjuangan kita untuk mencapainya. Disini, terdapat 3 buah air terjun yang berjejer dengan latar belakang tebing tinggi. Masing-masing air terjun pun memiliki karakter tersendiri. Curug pertama memiliki ketinggian paling rendah sekitar 20 meter namun memiliki debit air paling deras. Curug selanjutnya memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter dengan curah air yang seakan bertingkat. Dan curug lainnya terletak agak tersembunyi dibalik pepohonan.

Sumber :  https://aliyamuafa.wordpress.com/2011/03/21/10-air-terjun-terdekat-dari-jakarta-2/